Dia, seorang bangsawan yang disegani dan memiliki kharisma di kalangan kaumnya. Dibesarkan dan dididik di dalam lingkungan keluarga bani al-Usrah al-Hasyimiyah. Manusia penggali sumur zam-zam ini bergelar al-Fayadh, gelar yang dinisbatkan karena kedermawanan dan kemurahan hatinya. Syaibah, itulah nama aslinya. Namun dikalangan umat muslim diseluruh dunia ia lebih dikenal sebagai Abdul Muththalib. Mengapa ia dipanggil Abdul Muththalib?. Singkat cerita, ketika Syaibah berusia 7 tahun atau 8 tahun lebih ia diajak pamannya yang berama al-Muththalib pergi ke Tanah Haram (read: Makkah) dengan diboncengnya diatas unta. Sesampainya di Makkah orang-orang memanggilnya Abdul Muththalib yang berarti budaknya Muththalib , karena mereka mengira Syaibah adalah budaknya al-Muththalib. Dengan tegas al-Muththalib mengatakan, "Celakalah kalian! Dia ini anak saudaraku, Hasyim." Orang-orang tercengang mendengar al-Muththalib, karena mereka tahu siapa Hasyim bin Abdu Manaf. Syaibah tinggal bersama pamannya hingga tumbuh dan menginjak dewasa.
Petugas siqayah (penyediaan air minum) dan rifadah (penyedia makanan) bagi pengunjung di Tanah Haram ini memulai tugasnya setelah pamannya meninggal dunia di Rodman, sebuah kawasan di Yaman. Selain sebagai petugas siqayah dan rifadah Syaibah juga mendedikasikan dirinya sebagai penjaga sebuah bangunan yang dulu dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s. Selama menjalankan tugasnya Syaibah mengalami dua peristiwa besar dan sangat bersejarah bagi kaum muslim di seluruh dunia. Peristiwa pertama, Syaibahlah orang menggali sumur zam-zam, ia mendapatkan perintah untuk menggali sumur zam-zam melalui mimpinya, dan di dalam mimpinya itu pula ia mendapatkan petunjuk di mana letak penggalian sumur zam-zam yang hingga pada saat ini menjadi sumber air bagi penduduk Makkah dan penduduk dunia yang berkunjung ke Makkah. Peristiwa kedua, ketika Abrahah ash-shabbah al-Habsyi, wakil umum an-Najsyi atas negeri Yaman melihat orang-orang Arab melakukan haji ke Ka'bah, dia membangun gereja yang sangat besar dan megah. Pembangunan gereja ini bertujuan untuk mengalihkan orang-orang Arab agar tidak melaksanakan haji ke Ka'bah melainkan ke gereja yang dibangunnya. Hingga akhirnya terjadi peristiwa bersejarah pada bulan Muharram, 50 hari atau 55 hari sebelum kelahiran Muhamad atau dalam kalender masehinya bertepatan dengan penghujung bulan Pebruari atau awal bulan Maret tahun 571 Masehi, peristiwa ini juga diabadikan Allah dalam al-Qur'an Surat al-Fiil.
Syaibah menikah dengan perempuan bernama Fatimah binti Amir bin Aidz bin Imran bin Makhzum bin Yaqzhah bin Murrah dari pernikahannya ini Syaibah di karuniai 10 orang anak laki-laki dan 6 orang anak perempuan. Anak laki-laki Syaibah bernama, al-Harits, az-Zubair, Abu Thalib, Abdullah, Hamzah, Abu Lahab, al-Ghaidaq, al-Muqawwam, Shaffar dan al-Abbas. Sedangkan anak perempuannya bernama, Ummul Hakim, Barrah, Atikah, Shaffiyah, Arwa dan Umaimah.
Komentar
Posting Komentar